Sulawesi Barat, Muktipena.com- Seketika terjadi penganiayaan oleh oknum Bhayangkari juga istri polisi terhadap Maryam Nurdianti Simon alias Antyka Nurdian yang berprofesi sebagai wartawati dimedia Kilasindonesia.com di Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. (31/10/2023).
Tak tau apa sebabnya pada Saat kejadinya penganiayaan terhadap Maryam dihadapan sang suami pelaku yang berprofesi sebagai Polisi, namun tak berbuat apa-apa ketika istrinya melakukan aksi brutal terhadap korban.
Maryam alias Antyka mengatakan, seorang polisi berinisial G yang merupakan suami pelaku penganiayaan tersebut seharusnya sigap mencegah istrinya melakukan tindakan kekerasan pada orang lain tanpa terkecuali, namun ini tidak.
“Rambut saya dijambak, saya dipukul pakai kursi dan asbak, hidung dan mulut saya ditinju, tapi ironisnya suaminya diam-diam saja, ini yang saya sesalkan,” ujar Antyka kepada wartawan, pada Senin malam, (30/10).
Menurut Antyka
Kronologi sebelum peristiwa penganiayaan itu terjadi,
Antyka bersama temannya seprofesi sebagai jurnalis mampir di warung pelaku untuk makan siang usai meliput aksi demo di kantor BPKD Kabupaten Mamasa, Senin (30/10) sekira pukul 14:30 Wita. Warung milik oknum polisi tersebut memang kerap menjadi tempat wartawan wartawati di Mamasa sering berkumpul. Namun warung itu baru saja mulai buka dan hanya ada suami pelaku yang seorang Polisi.
"Saya bersama teman seprofesi usai meliput aksi demo mampir diwarung milik pelaku yang biasa sering tempat berkumpulnya para awak media untuk makan dan ngobrol, di Warung itu hanya baru ada suami pelaku karena baru saja buka,” jelas Antyka.
Menurut Antyka belum sempat makan, dia dikejutkan kedatangan istri oknum polisi bersama tiga rekannya yang semuanya diketahui merupakan anggota Bhayangkari Polres Mamasa. Seketika itu pelaku langsung menyerang Antyka secara membabi buta, tanpa memberi kesempatan dirinya berbicara.
Dari peristiwa pemukulan tersebut Antyka menderita luka memar di bagian wajah dan merasa telah dianiaya karena marasa tak tahu apa sebabnya melakukan pemukulan.
Ia mengakui memang pernah sempat dekat dengan oknum polisi G karena waktu itu pernah terjadi kesalah pahaman antara keduanya.
“Memang kami sempat dekat suami pelaku, karena mengaku belum beristri. Tapi setelah saya tau kalau dia sudah punya istri, saya langsung tinggalkan,” jelas Antyka.
Atas kejadian itu Mariyam alias Antyka sudah melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke Polres Mamasa. Karena apapun alasanya tindakan main hakim sendiri tanpa meminta klarifikasi tak dapat dibenarkan dan korban pemukulan berikut keluarganya keberatan atas kejadian itu serta minta keadilan.
“saya dan keluarga besar saya keberatan. Apalagi aksi penganiayaan sampai berdarah-darah, main hakim sendiri, bukan budaya orang Mamasa,” tegas Antyka, Selasa (31/10)
Lanjut Antyka, Ia berharap Kapolres Mamasa dapat segera menindak para pelaku diproses sesuai hukum dan aturan yang berlaku tanpa membeda-bedakan latar belakang,"pintanya. (Red)