Tulang Bawang Barat, Muktipena.com- Hal tersebut disampaikn Penjabat (Pj) Bupati Tulangbawang Barat (Tubaba) Drs. M.Firsada, M.Si, saat menghadiri kegiatan Pentas dan Pameran Akhir (Resital) Sekolah Seni Tubaba 2024, yang berlangsung di Kota Budaya Uluan Nughik, Panaragan Jaya, Kecamatan Tulang Bawang Tengah (TBT), Sabtu (04/05/2024).
Dalam sambutannya M. Firsada menyatakan, seni adalah suatu keindahan, hidup tanpa seni sama saja dengan hidup tanpa warna. Sekolah Seni Tubaba akan mencetak seniman baik seni vokal dan seni lainnya yang berkreasi sesuai ketrampilannya.
"Sekolah ini (SS Tubaba : red) menciptakan bagaimana yang mengenyam pendidikan apakah dia seni, apakah vokal itu bisa berkreasi sesuai bakatnya masing-masing." ujar Pj Bupati dalam sambutannya.
Pada bagian lain, M. Firsada juga mengatakan, sekolah seni ini prinsipnya untuk membangkitkan potensi yang ada pada masing-masing individu, oleh karenanya harus di kembangkan.
"Kita bisa gali potensi-potensi lain, apakah seni beladiri pencak silat atau lain-lain. Karena seni itu banyak, bisa kita kembangkan." jelasnya.
Tidak lupa Pj Bupati M. Firsada juga mengajak bersama menggali potensi yang ada di Tubaba, tidak hanya sumber daya alam namun sumber daya manusia khususnya di bidang seni budaya untuk memajukan pariwisata di tubaba.
"Mari bersama-sama kita gali potensi yang ada di tubaba, tidak hanya potensi-potensi sumber daya alam. Hari ini kita membangkitkan menumbuhkan potensi sumber daya manusia yang ada di tubaba. Karena dengan keunggulan ini pariwisata kita akan maju, dia akan simetris. Karena kalau seni budayanya bangkit atau maju, maka pariwisatanya akan maju."
M.Firsada juga mengapresiasi sekolah seni yang dipimpin oleh Semi Ikra Anggara, dan berharap terus berkesinambungan.
Kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 7 Bengkulu, Pj Bupati juga berharap Pentas dan Pameran Akhir ini bisa berlanjut dan memberikan dampak positif bagi seni budaya di Tubaba.
Ditempat yang sama Konseptor program sekaligus Direktur Sekolah Seni Tubaba (SST) Semi Ikra Anggara, mengatakan karya seni adalah satu produk impuls alam bawah sadar dan salah satu bentuknya yaitu adalah karya seni yang sudah jadi.
Hal-hal yang sifatnya sakit yang tidak bisa diterima publik, lanjutnya kemudian diharuskan dan salah satunya adalah seni.
"Jadi seni dikaitkan dengan orang-orang yang sakit dan sejenisnya, tapi ada pendapat lain bahwa seni justru tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang kemudian disebut dengan pengalihan." terang Semi.
Program yang bertujuan sebagai pelatihan pendidikan karakter/ pengembangan sumber daya manusia (SDM) ini, digagas oleh pemerintah daerah Kabupaten Tubaba dan sejumlah seniman dari berbagai kota di Indonesia.
Pada tahun ini didukung oleh Dinas Pendidikan dan Dana Indonesiana, sebuah platform kerjasama Kemendikbudristek dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Tampak hadir Jajaran Forkopimda, Ketua TP PKK Tubaba, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 7 Bengkulu, Staf Ahli Bupati dan Asisten Pemkab Tubaba, Kepala OPD dan Kepala Bagian Pemkab Tubaba, Camat dan Lurah serta Kepala Tiyuh se-Kabupaten Tubaba.